Keunikan Anak Reinkarnasi Hidup Didunia

Reinkarnasi Menjadi Sesuatu Yang Jamak di agam budha namun sangat absurd dan unik bagi orang pada umumnya. lahir kembalinya seseorang menjadi langsung yang gres masih menjadi kontroversial yang belum terpecahkan

Menurut sebuah informasi ABC - AS per 15 April 2004, sekitar 60 tahun silam, James M. Huston Jr., kala itu berusia 21 tahun sedang bertugas sebagai pilot pesawat angkatan maritim Amerika, pesawatnya terkena tembakan meriam Jepang dan hancur; 1998, seorang anak lelaki berjulukan James Leininger terlahir di negara cuilan Louisiana, banyak sekali kelakuannya yang absurd menciptakan keluarganya merasa yakin bahwa “kehidupan sebelum” nya sangat mungkin yaitu si pilot pesawat yang gugur pada perang dunia II di atas Samudera Pasifik tersebut.


Reinkarnasi, pahala-dosa dan berbuat baik/buruk berimbalan yaitu prinsip aturan alam semesta, hendak menentukan masa depan yang bagaimana, tinggal bertanya kepada hati nurani masing-masing. (THE EPOCH TIMES)Reinkarnasi Menjadi Sesuatu Yang Jamak di agam budha namun sangat absurd dan unik bagi orang Keunikan Anak Reinkarnasi Hidup Didunia

Si kecil James Leininger, selain mainan pesawat udara, ia tidak menyukai jenis mainan lainnya. Menginjak usia 2 tahun, jenis pesawat yang paling disukai James mulai terus-menerus muncul di dalam mimpinya. Andrea, sang ibu, menyampaikan kepada wartawan, “Ia selalu menjerit-jerit sewaktu bermimpi, saya bertanya bermimpi apa, jawabannya selalu ‘Pesawat terbakar dan jatuh, tak ada seorang pun yang lolos!’”


Menurut Andrea, si James biasanya me TV hanyalah kegiatan kartun kesukaan belum dewasa pada umumnya, selamanya tak pernah me film dokumenter perang dunia II atau kegiatan mengenai bidang kemiliteran, namun si James mempunyai pemahaman yang mengejutkan perihal struktur pesawat.


Pada rekaman video ketika James berusia 3 tahun, bisa disaksikan ia dengan serius mengusut sebuah pesawat mainan, persis ibarat pilot menginspeksi pesawat sebelum terbang. Selain itu, suatu ketika beliau membelikan puteranya sebuah pesawat mainan gres dan menawarkan di bawah lambung pesawat itu terdapat sebuah bom, dengan segera si James mengoreksinya, itu bukan bom, melainkan sebuah wadah untuk materi bakar bertipe separate.

Andrea mengatakan, “Saya sebelumnya tidak pernah mendengar perihal wadah materi bakar bertipe separate, apalagi mengetahui benda apakah itu”.

Andrea mengatakan, “Saya bertanya, kenapa dengan pesawatmu? Ia mengatakan, “Telah ditembak jatuh.” Saya tanya jatuh di mana, ia mengatakan, “Jatuh ke air.” Saya tanya siapa yang menembak, ia menyampaikan orang Jepang. Selain itu ia juga menyampaikan ia menerbangkan sebuah pesawat tempur tipe Pyrate, dan ia juga memberitahu sang ayah, Bruce, bahwa pesawat tinggal landas dari kapal induk USS Natoma Bay, kala itu ia juga mengenal seorang sobat seperjuangan berjulukan Jack Larson.

Bruce mulai menjelajahi internet untuk mencari data perihal USS Natoma Bay dan berhasil mengajak ketemu para tentara renta yang lolos dari maut sewaktu bertugas di atas kapal induk tersebut. Seorang berjulukan Ralph Krapohl, pelontar bom pesawat tempur perang dunia II telah menandakan perkataan James.

Krapohl mengatakan, pada 3 Maret 1945, ia juga kebetulan sedang di atas kapal induk USS Natoma Bay, pesawatnya terbang menguntit pesawat James M. Huston. “Saya melihat dengan mata kepala sendiri pesawat James tertembak peluru meriam pe-nangkis udara, proyektil itu menghantam dari depan dan sempurna bersarang di mesinnya.”

Penelitian Ilmuwan Membuktikan Reinkarnasi
Kisah perihal reinkarnasi sejak zaman dahulu kala sudah sering terdengar dongengnya, sejumlah ilmuwan yang tertarik akan hal tersebut melaksanakan penelitian di dalam bidang tersebut, dibuktikan bahwa insan betul-betul menjalani reinkarnasi. Sedangkan dari James si penerbang pada 60 tahun silam ke James si anak lelaki dari negara cuilan Louisiana–AS, lagi-lagi yaitu sebuah teladan masalah reinkarnasi yang gamblang.

Profesor Stevenson dari Universitas Virginia pernah menghabiskan waktu selama 40 tahun untuk mengoleksi 2.600 teladan masalah belum dewasa berusia antara 2 - 7 tahun, para belum dewasa itu meski masih belia, tetapi mereka mengetahui situasi fundamental desa yang terletak ribuan km jauhnya dan terjadi pada 10 tahun sebelumnya bahkan yang lebih usang lagi, kebanyakan belum dewasa itu bisa berbicara bahasa dari bangsa lain.

Detail kasus-kasus tersebut dibuktikan oleh tim kecil peneliti profesor Stevenson. Sejumlah teladan masalah terkumpul di dalam buku karangannya yang berjudul “Anak-anak yang mempunyai memori kurun silam: mengenai permasalahan reinkarnasi”.

Stevenson juga mengoleksi 200 lebih masalah yang berkaitan dengan birthmark (toh, atau tanda lahir), di dalam teladan masalah tersebut, mereka itu menyampaikan bahwa dirinya pada kehidupan sebelumnya mati karena tertembak ataupun tertusuk benda tajam persis pada tempat tanda lahir tersebut. Di dalam 17 buah masalah ibarat itu, professor Stevenson telah memperoleh catatan dokter dan lain-lain, catatan perihal pembedahan mayit yang berkaitan dengan hal tersebut, menandakan proses maut orang yang terkait ibarat dengan yang dikisahkan oleh belum dewasa itu. Kasus tersebut terekam di dalam buku lain profesor Stevenson dengan judul: “Titik Persimpangan Reinkarnasi dan Ilmu Biologi.”

Selain itu, profesor Brain Weiss yang memperoleh gelar sarjana pada Universitas Colombia dan gelar doktor ilmu kedokteran pada Yale University School of Medicine, pernah mengajar di University of Pittsburgh dan University of Miami serta menjabat sebagai Psychiatric Director pada sentra ilmu kedokteran Mt. Sinai Miami.

Hasil karya Dokter Weiss “Kehidupan Berulang Kali Masa Silam–Beberapa Guru Besar”, terbit sebanyak 2 juta eksemplar, yang diterjemahkan ke dalam 20 bahasa, diantaranya dalam bahasa Tionghoa “Kehidupan Masa Lalu dan Kehidupan Kali ini” juga terkenal di Taiwan. Ia pernah mengenal seorang pasien berjulukan Catherine, yang berusia mendekati 30 tahun, mengidap banyak macam fobia dan depresi; pernah suatu kali di dalam pengobatan, Weiss menyampaikan kepada Catherine yang sedang bermeditasi, “Kembalilah pada dikala penyakit Anda muncul.”

Catherine kembali ke sebuah zaman kuno sekitar 4.000 tahun silam di kawasan Timur Tengah, wajahnya, cara berpakaian, model rambut dan namanya berbeda dengan yang sekarang. Dia masih ingat detail perihal kontur tanah berkaitan dan kehidupan sehari-hari yang dijalaninya, sampai beliau mati karam dalam air bah, sedangkan anaknya direnggut oleh air bah dari pelukannya. Ketika ia mati, rohnya melayang di atas tubuhnya.

“Saya melihat trap tangga berwarna putih menuju sebuah bangunan, sebuah gedung berskala besar dengan pilar-pilar. Di depannya luas, tak terdapat pintu dan teras. Saya mengenakan sebuah gaun panjang, semacam jubah yang terbuat dari kain kasar. Saya menyisir kuncir saya, rambut pirang yang panjang.”

Weiss tidak memahaminya dan menanyakan tahunnya dan siapakah namanya waktu itu. “Alangta, usia 18. Saya melihat di depan bangunan tersebut terdapat sebuah pasar. Ada keranjang, yang saya bawa di atas bahu. Kami tinggal di sebuah lembah, tak terdapat air. Tahun itu yaitu 1863 SM, di sana tanahnya gersang, panas, pasir ada dimana-mana. Terdapat sebuah sumur, tapi tidak ada sungai, air mengalir dari atas gunung mengalir ke lembah.”

Di dalam perawatan kemudian hari, Catherine telah mengingat kembali 10 lebih masa lampaunya, telah mengalami ulang penyebab yang sangat jauh yang telah menyebabkan banyak sekali ketakutan pada kehidupannya kali ini.

Setiap kali ia meninggalkan dunia fana, roh/jiwa primernya selalu melayang ke arah atas tubuhnya, ia disedot oleh cahaya berbelas kasih kembali ke dunia roh, sejumlah jiwa dari tingkat tinggi bahkan bisa melalui ekspresi Catherine memberikan sejumlah informasi spiritual.

Roh Tidak Musnah dan Bagaimana Memilih Masa Depan
Di kalangan rakyat jelata Tiongkok secara turun temurun terwariskan sebuah perkataan: “1 meter di atas kepala terdapat malaikat”, ini mengingatkan insan biar setiap dikala dan dalam keadaan bagaimana pun, tak peduli telah melaksanakan perbuatan baik atau buruk, selalu ada energi mistik yang mengawasi kita, partikel yang betebaran dimana-mana semuanya yaitu mata yang mengawasi kita dari setiap ruang/dimensi alam semesta. Sedangkan para sesepuh orang Tionghoa selalu tak jemu-jemunya mengingatkan “Mengumpulkan amal dan menjauhi mungkar”, prinsip roh/jiwa primer tidak musnah dan pahala-dosa yang dikatakan di dalam fatwa Budha kebetulan terangkai dengan sebuah sistem kausalitas dari menanam kebaikan/keburukan berimbalan.

Aliran Budha berpendapat, pada kehidupan kali ini banyak berbuat kebaikan dan mengumpulkan pahala, ataupun banyak melaksanakan keburukan dan mengumpulkan banyak karma/dosa, pahala dan dosa tersebut ikut dengan jiwa primer selama bermasa-masa kehidupan sesuai dengan akumulasi pahala maupun dosanya maka diaturlah kehidupan Anda berikutnya. Apabila lebih banyak pahalanya maka kehidupan berikutnya akan berkecukupan materi dan kemuliaan, jikalau lebih banyak dosanya mau makan sesuap nasi saja sulitnya bukan main, sedangkan orang yang penuh dengan kejahatan/dosa besar maka memperoleh imbalan dimusnahkan secara total (dalam neraka dunia maupun neraka jahanam). Seperti para pelopor dan para petugas keamanan di negara komunis China yang sampai dikala ini masih menindas pengikut Falun Dafa (dan pengikut-pengikut agama lainnya) dengan brutal bahkan membunuh para kultivator yang tak berdosa, niscaya juga akan mengalami kemusnahan dan tidak eksis lagi pada masa kehidupan yang akan datang.

Reinkarnasi, pahala-dosa dan berbuat baik/buruk berimbalan yaitu prinsip aturan alam semesta, hendak menentukan masa depan yang bagaimana, tinggal bertanya kepada hati nurani masing-masing.

Bagaimana Menurut Anda dilema reinkarnasi ini ?

Komentar

Postingan Populer